Sekarang mari kita telah tentang dua pendapat ini, yang berpendapat wajib tentu menyandarkan pendapatnya pada sumber hukum islam yakni Al-Quran Surat Al-Ahzab 59 : "Wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."
Ayat ini disusul pula oleh Alquran surat An-Nur ayat 31. "Hendaklah mereka menutup khimar atau kerudung ke dada mereka".
Kedua ayat di atas sudah jelas menunjukkan perintah berjilbab bagi wanita muslim, namun ada juga yang berpendapat lain bahwa berjilbab bukan kewajiban, tapi jilbab adalah budaya Arab, benarkah hal itu ?
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat sejarah perkembangan budaya di tanah Arab sebelum Rasulullah di utus, pada beberapa riwayat disebutkan bahwa wanita-wanita di era jahiliyah (sebelum islam datang), mereka suka berpakaian panjang (jilbab atau semacam gamis) sedangkan bagian dada dan lehernya tetap terbuka, mereka juga suka memakai kerudung tapi kerudungnya hanya dibiarkan menjuntai kebelakang, kalau kita mau melihat gambarannya seperti Putri Yasmin dalam Kisah Aladin, atau kayak penari belly dance, yang bajunya panjang tapi keliatan pusernya.
Lalu ketika islam datang dengan diutusnya Rasulullah Sallahualaihi Wasallam, maka diperintahkan bagi wanita-wanita mukmin untuk menjulurkan atau menyempurnakan pakaian mereka agar menutupi seluruh tubuh mereka, dan menutupkan kerudung ke dada mereka.
Jadi dari penjelasan diatas dapat kita lihat bagaimana perbedaan antara kebudayaan Arab dan ajaran Islam, Islam datang bukan hendak merubah budaya yang ada namun islam datang untuk menyempurnkan budaya yang ada sehingga tercipta masyarakat yang memiliki peradaban dan akhlak yang tinggi.
Jangan karena islam pertama kali di turunkan di Arab lalu kita berkesimpulan bahwa budaya Arab adalah budaya islam, tidak semuanya begitu, budaya di negara manapun jika memang sesuai dengan islam dalam artian tidak melanggar aturan-aturan halal dan haram serta kaidah-kaidah dalam islam, maka kita boleh melestarikannya, namun jika budaya tersebut sudah keluar dari koridor ajaran islam maka disinilah ajaran islam sebagai "pengkritik" menyuruh kepada pengikutnya untuk membuang jauh-jauh budaya tersebut.
Dan kalau seumpamanya Islam pertama kali turun di Indonesia, pasti lah cara berpakaian wanita zaman doeloe khususnya di Jawa yang suka pakai "Kemben" (istilah jawa : untuk pakaian wanita yang hanya sebatas dada) bakalan dirombak habis.
Jadi, bukan budaya yang membentuk agama, tapi agamalah yang menjadi inspirasi dari lahirnya budaya-budaya yang lebih beradab.
Sebagai contoh, coba kita tengok suku asmat di pedalaman irian jaya, mereka jauh bahkan tidak mengenal sama sekali mengenai ajaran islam, dan kita bisa lihat bagaimana kehidupan mereka yang jauh dari peradaban yang tinggi.
Lalu bagaimana dengan model jilbab, apakah harus serba hitam persis seperti yang biasa dipakai di wanita-wanita di Saudi Arabia, dalam hal ini saya berpendapat lebih terbuka, bahwa tidak selalu kita meniru model berpakaian mereka, karena Al-Qur'an sendiri tidak secara detail menerangkan tentang suatu model pakaian, dan dari sini pula ruang budaya yang sesuai dengan kultur masing-masing negara mengambil perannya, dan itu syah-syah saja selama tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah syariat islam.
Boleh setuju, boleh tidak, karena ini hanya pandangan saya yang masih kurang ilmunya.
Kritik dan saran, sangat saya harapakan untuk kita sama-sama belajar.
11 komentar:
pada dasarnya wanita mengenakan jilbab adalah untuk melindungi kehormatan wanita itu sendiri. wanita yang berjilbab membuat wanita jadi kelihatan anggun di mata pria...
Kalau Allah SWT memerintahkan wanita beriman memakai jilbab harusnya ditaati. Itu kan perintah dari Tuhan Sang Pencipta alam semesta.
sesuai dengan daya serap saya yang masih mini akan iLmu keagamaan, kiranya diwajibkan bagi setiap musLimah untuk mengenakan busana jiLbab/kerudung.
adapun tata cara pengunaannya juga sudah di atur misaLnya tidak menonjoLkan Lekuk tubuh, hanya teLapak tangan dan wajah saja yang boLeh terLihat, dan Lain sebagainya yang kiranya tidak mengundang syahwat kaum Laki2.
secara Luas, dengan mengenakan busana jiLbab juga akan mencerminkan keanggunan dari sosok wanita yang Luwes, seLain dari itu juga akan meLindungi dirinya dari tindak2 mata jahiL sampai tangan jahiL kaum Laki2.
(ini kaLau tidak saLah Lho)
"...agamalah yang menjadi inspirasi dari lahirnya budaya-budaya yang lebih beradab."
Saya sepakat dengan pernyataan di atas, Islam adalah budaya "luar" yang kemudian menjadi dasar untuk "merekonstruksi" atau "mendekonstruksi" budaya lokal.
Kemudian, Model model Jilbab memang (dasar saya masih lemah) seharusnya disesuaikan dengan budaya setempat dengan mengacu pada "aturan umum" dalam Islam.
Akal kita (sebagai milik manusia yang paling sempurna di antara mahluk lain) adalah alat yang memungkinkan kita untuk menciptakan peradaban, tentunya yang Islami. Dengan akal, budaya kita akhirnya berbeda dan diberi kebebasan untuk berkarnya namun tetap dalam koridor Islam.
Ini juga hanya pendapat saya, tentunya pendapat ini tidak lebih bagus dari pendapat penulis sebab saya sama sekali tidak memiliki dasar Al Qur'an sementara penulis sudah mencantumkan beberapa ayat yang menurut saya cukup kuat.
Nice Post... Keep blogging. Salam blogger
Yang penting semua aurat harus tertutup...
Nice,,,kawan.
@Joe : itu nilai plus yang didapat dari berjilbab, tapi kalau berjilbab niatnya krn mengikuti perintah Allah saja, bukan krn ingin nampak anggun dimata pria.
@FB: benar, dalam mengikuti perintah Allah prinsipnya adalah sami'na wa atho'na, aku dengar dan aku taat.
@Om Rame : tidak salah alias bener...:-), pokoknya jangan berjilbab seksi atau berkerudung tapi bajunya full press body.
@Perpustakaan Antroplogi : soal model jilbab memang dipengaruhi budaya setempat, namun dlm proses pembelajaran biasanya seorang jilbaber sejati tentu akan lebih memilih berbaju gamis ala wanita Arab saudi karena memang lebih sempurna menutup aurat.
@Al Munawwar : Sepakat... :-)
memang ada sebagian ulama yang mengartikan jilbab sebagai 'hijab' atau penutup. Walaupun maknanya juga luas yakni penutup aurat, segala yang membangkitkan syahwat. Karena sekujur tubuh maka diartikan sebatas tubuh. Nah kebetulan isyarah ini yg mengetahui orang arab cz Rasulullah memang berada di tanah arab. Jadi bukan budaya tp wajib sebenarnya jika merujuk ayat di atas.
Tapi itu pendapat sebagian ulama dan masyarakat. Namun alangkah baiknya jika kita bisa melaksanakan ibadah secara kaffah, toh itu juga untuk kehormatan wanita.
Hehe...saya jg lagi belajar kaffah lahir batin kok mbak....
Jilbab adalah lambang kesucian tapi sekarang banyak sekali orang berjilbab dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan arti jilbab itu sendiri. semoga kedepannya kita menjadi lebih baik amin. mari mengenal keindahan alam pariwisata lombok utara di http://7og4nk.blogspot.com.
jilbab ya kewajiban menurutku kawan.
kewajiban tiap muslimah
untuk jaman saiki, udah banyak juga koq busana musLim yang modern dan enggak kaLah modeL dengan busana Lainnya. sehingga kiranya perkembangan jaman juga sudah turut andiL untuk mensosiaLisasikan busana tersebut agar tidak terkesan monoton.
sejatinya... segala perintahnya adalah untuk kebaikan kita, jika benar bahwa manusia mempunyai akal untuk meyakininya dengn beljar tanpa bosan. semoga hidayah itu selalu mengiringi setiap langkah kita..
Posting Komentar