Welcome Guys

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

JILBAB/CADAR MENURUT AJARAN YAHUDI, NASRANI, HINDU, BUDDHA, KEJAWEN DAN JIL

Written By Ella on Minggu, 18 Desember 2011 | 10.39

Pada akhir abad ke-20 dan memasuki abad ke-21 ini, pemakaian jilbab semakin semarak di dunia Islam, terutama di Indonesia. Meskipun demikian, praktek berjilbab masih mengundang kontroversi di sejumlah negara di Barat, seperti Perancis, Inggris, dan Amerika. Di negara-negara tersebut jilbab dianggap sebagai pakaian kuno yang akan mengekang kebebasan kaum wanita dan menghambat kemajuan umat Islam. Dalam konteks ini, jilbab selalu dikaitkan dengan persoalan politik dan ideologi. Padahal kewajiban berjilbab  bukan monopoli ajaran Islam  tetapi juga ditetapkan dalam tradisi sebelum Islam. Murtadha Muthahhari menyatakan bahwa hijab dan kain kerudung sudah ada di tengah-tengah sebagian kaum sebelum Islam. Penduduk  Iran tempo dulu, kelompok-kelompok Yahudi, dan juga bangsa India merupakan bangsa pemakai jilbab. Jilbab juga digunakan sebagai pakaian yang terhormat oleh kaum wanita Zaroaster, Hindu, Yahudi, dan Kristen.








Tulisan ini  akan mencoba mengulas praktek berjilbab menurut Yahudi, Nasrani, Hindu, Buddha, Kejawen, dan JIL. Mengulas tema ini penting untuk memahami sejumlah pandangan stereotipikal tentang jilbab yang diidentifikasi sebagat produk budaya  Arab, anti-kemajuan, simbol  kebodohan, terorisme, dan sebagainya. Berkaitan dengan pandangan stereotipikal ini, Zahra Rahnavard mengingatkan kaum wanita untuk menyadari bahwa larangan berjilbab adalah senjata paling ampuh untuk merendahkan dan menghinakan kaum wanita. ["Pesan Pemberontakan Hijab  Jerit Hati Wanita Muslimah, Zahra Rahnavard,(Bogor: Cahaya, 2003), cet. Ke-I, h.22].




JILBAB MENURUT AJARAN YAHUDI


Anjuran memakai jilbab/cadar bagi kaum Yahudi:


Talmud Yahudi menyatakan:
"Apabila seorang wanita melanggar syariat Talmud, seperti keluar ke tengah-tengah masyarakat tanpa mengenakan kerudung atau berceloteh di jalan  umum atau asyik mengobrol bersama laki-laki dari kelas apa pun, atau bersuara keras di rumahnya sehingga terdengar oleh tetangga-tetangganya, maka  dalam keadaan seperti itu suaminya boleh menceraikannya tanpa membayar  mahar padanya." ["Al Hijab", Abul A'la Maududi, h. 6].


Seorang pemuka agama Yahudi, Rabbi Dr. Menachem M. Brayer, Professor Literatur Injil pada Universitas Yeshiva dalam bukunya, The Jewish woman in Rabbinic Literature, menulis bahwa baju bagi wanita Yahudi saat bepergian keluar rumah yaitu mengenakan penutup kepala yang terkadang bahkan harus menutup hampir seluruh muka dan hanya meninggalkan sebelah mata saja. Dalam bukunya tersebut ia mengutip pernyataan beberapa Rabbi (pendeta Yahudi) kuno yang terkenal: “Bukanlah layaknya anak-anak perempuan Israel yang berjalan keluar tanpa penutup kepala” dan “Terkutuklah laki-laki yang membiarkan rambut istrinya terlihat,” dan “Wanita yang membiarkan rambutnya terbuka untuk berdandan membawa kemelaratan.” [Sabda Langit Perempuan dalam Tradisi Islam, Yahudi, dan Kristen, Sherif Abdel Azeem,  (Yogyakarta: Gama Media,  2001), cet. Ke-2, h.74].


Kerudung juga menyimbolkan kondisi yang membedakan status dan kemewahan yang dimiliki wanita yang menge-nakannya. Kerudung kepala menandakan martabat dan keagungan seorang wanita bangsawan Yahudi.


Oleh karena itu di masyarakat Yahudi kuno, pelacur-pelacur tidak diperbolehkan menutup kepalanya. Tetapi pelacur-pelacur sering memakai penutup kepala agar mereka lebih dihormati (S.W.Schneider, 1984, hal 237).


Wanita-wanita Yahudi di Eropa menggunakan kerudung sampai abad ke 19 hingga mereka bercampur baur dengan budaya sekuler. Dewasa ini, wanita-wanita Yahudi yang shalih tidak pernah memakai penutup kepala kecuali bila mereka mengunjungi sinagog (gereja Yahudi).[S.W.Schneider, 1984, hal. 238-239].


Dalam Hukum Rabi Yahudi, wanita Yahudi yang sudah bersuami dan tidak berjilbab dipandang  sebagai wanita yang tidak terhormat. Hukum Rabi Yahudi juga melarang pembacaan dan doa di depan wanita yang sudah menikah tanpa menutup kepala dengan kerudung karena wanita yang membuka rambutnya itu dianggap sebagai wanita telanjang. Wanita ini bahkan dianggap sebagai wanita yang merusak kerendahan hatinya dan didenda dengan empat ratus zuzim karena pelanggarannya.[ibid, h. 74-75]


Syariat jilbab Yahudi yang ditetapkan oleh hukum Rabi maupun kitab Talmud yang diimani oleh  kaum  Yahudi  setelah  kitab  Taurat, menekankan  kepada kaum wanita untuk mentaati dan mengamalkannya. Bahkan ketika wanita Yahudi keluar rumah dan tidak memakai jilbab, maka laki-laki yang melihatnya harus menegurnya untuk berjilbab. Kalau laki-laki itu membiarkannya, maka ia terkutuk. Begitu pula para suami kepada istri-istrinya. Karena itu,  dapat dikatakan berjilbab  merupakan syariat yang harus ditegakkan dalam kehidupan Yahudi.


Jilbab yang dipakai oleh kaum wanita Yahudi bukan  saja sebagai syariat yang harus ditaati,  namun juga sebagai lambang kemewahan, kewibawaan, dan mahalnya harga wanita yang suci, serta menunjukkan status sosial  yang terhormat. Hal ini ditegaskan oleh Menachem M. Brayer bahwa  jilbab wanita Yahudi tidak selamanya dianggap sebagai tanda kesederhanaan atau kerendahan  hati, melainkan juga simbol keistimewaan dan kemewahan, kewibawaan dan superioritas wanita bangsawan, serta menggambarkan mahalnya harga wanita sebagai milik suami yang suci, di  samping sebagai harga diri dan status sosial seorang wanita. [ibid, h. 75].


Pernyataan di atas juga memberikan kesan kuat bahwa jilbab telah dikenakan oleh wanita-wanita sebelum kaum Yahudi, karena jilbab merupakan aturan Tuhan yang diperintahkan kepada para istri-istri Nabi. Jilbab yang dipraktekkan oleh kaum wanita Yahudi tersebut masih bertahan sampai saat ini bahkan wanita-wanita yang berada di Eropa masih mempertahankan  pemakaian jilbab sampai abad ke-19 ketika kehidupan wanita sudah mulai bercampur dengan  kebudayaan sekuler.' wanita-wanita Yahudi di Eropa masih mempertahankan tradisi untuk selalu menutup kepalanya supaya tidak terlihat rambutnya dengan wig. Namun wanita-wanita Yahudi yang ada di Timur Tengah masih menggunakan jilbabnya dikala mau keluar rumah maupun  beribadah kepada Tuhan di Sinagoge. Berarti syariat jilbab mau dipraktekkan dikalangan kaum wanita Yahudi sebagai ketaatan kepada aturan syariat Talmud dan hukum Rabi Yahudi.


Jilbab yang ditekankan oleh syariat Talmud dan hukum Rabi begitu keras dan tegas kepada kaum wanita Yahudi. Akan tetapi di sisi lain, ada syariat Talmud dan aturan hukum para Rabi Yahudi yang begitu menghinakan kaum wanita, seperti diperbolehkannya para wanita untuk menjadi pelacur demi kemenangan kaum Yahudi. Dinyatakan oleh Rabbi Tam  bahwa  berzina  dengan orang non-Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan, tidak ada hukumnya, karena orang-orang asing adalah keturunan hewan. [Talmud Kitab Hitam Yahudi Yang Menggemparkan, Muhammad  Asy-Syarqawi,(Jatiwaringin: Sahara, 2004), cet. Ke-1, h. 234].


Ungkapan Rabi Yahudi ini berarti membolehkan pelacuran dan perbuatan perzinahan bagi kaum wanitanya.




JILBAB MENURUT AJARAN NASRANI


Anjuran memakai jilbab/cadar bagi kaum Nasrani:


- "...Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya. Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki. Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki. Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki. Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat. Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah. Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung? Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung..."
(Korintus 11: 5-15).


- "...Menjelang senja Ishak sedang keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan pandangnya, maka dilihatnyalah ada unta-unta datang. Ribka juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah ia dari untanya. Katanya kepada hamba itu: "Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang ke arah kita?" Jawab hamba itu: "Dialah tuanku itu." Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia."
(Genesis/Kejadian 24: 63-65)


Berjilbab dalam tradisi Kristen tidak jauh berbeda dengan tradsi Yahudi. Wanita-wanita di  sekitar Yesus kristus berjilbab atau berkerudung sesuai dengan praktek wanita-wanita di sekitar para Nabi terdahulu. Pakaian mereka longgar dan menutupi tubuh mereka sepenuhnya. Mereka juga berjilbab untuk menutupi rambutnya. Hal itu berarti bahwa wanita-wanita kristen yang berjilbab merupakan tanda ketaatan kepada Tuhan. Tradisi berjilbab ini bahkan sudah lama dipraktekkan oleh para Biarawati katolik selama ratusan tahun. ["Sabda Langit Perempuan dalam Tradisi Islam, Yahudi, dan Kristen", Sherif Abdel Azeem, (Yogyakarta: Gama Media, 2001), cet. Ke-2, h.76].


Menutup kepala atau berjilbab yang dilakukan oleh para Biarawati Katolik itu sampai kini masih diberlakukan. Namun, wanita-wanita kristen saat ini, baik yang ada di Eropa atau Barat, dan termasuk di Indonesia, tidak memakai jilbab atau menutup kepalanya, walaupun Santo Paulus telah mengingatkan kepada jemaatnya untuk memakai kerudung atau berjilbab.


Menurut St. Paulus, menutup kepala bagi wanita itu sebagai simbol otoritas laki-laki yang  merupakan bayangan dan keagungan Tuhan, karena wanita diciptakan dari laki-laki dan untuk  kepentingan laki-laki pula. [Kitab I Korintus, 11: 7-9]


Begitu pula St.Tertullian menyatakan bahwa wanita muda harus memakai kerudung ketika ia mau pergi ke jalan. Oleh karenanya, wanita diwajibkan untuk memakai jilbab ketika di Gereja  dan ketika berada di antara orang-orang yang tidak dikenal. ["Sabda Langit Perempuan dalam Tradisi Islam, Yahudi, dan Kristen", Sherif Abdel Azeem, (Yogyakarta: Gama Media, 2001), cet. Ke-2, h.76-77].


Dalam kaitan ini, Abu Ameenah Bilal Philips menegaskan bahwa dalam kanon Gereja  katolik  terdapat artikel hukum yang mewajibkan wanita untuk menutup kepala mereka saat berada di  Gereja. Bahkan sekte-sekte Kristen, seperti kaum Amish dan Mennonite memelihara kerudung bagi kaum wanitanya hingga saat ini.["Agama Yesus Yang Sebenarnya", Abu Ameenah Bilal  Philips,(Jakarta: Pustaka Dai, 2004), h. 179].


Namun wanita kristen yang berada di Barat atau di Eropa, atau juga di Indonesia sudah
menanggalkan jilbabnya. Bahkan saat datang ke Gereja pada setiap hari minggu tidak terlihat  jemaat wanitanya memakai jilbab atau kerudung. Berjilbab dalam kristen ternyata sudah  dipraktekkan oleh Ibu Yesus kristus atau Bunda Maria, seperti terlihat dalam gambar-gambar Bunda Maria yang memakai jilbab. St. Paulus menekankan kepada wanita Kristen untuk berjilbab karena termasuk wanita yang mulia dan terhormat. Apalagi Bunda Maria sebagai ibu Yesus yang  suci dan dimuliakan Tuhan.




JILBAB MENURUT AJARAN HINDU


Anjuran memakai jilbab/cadar bagi kaum Hindu:


- "Ketika Brahma berpapasan, ketika Brahma memilihkan anda seorang perempuan, kalian hendaknya menundukkan pandangan, tidak boleh memandang. Anda harus menyembunyikan pergelangan anda, dan tidak boleh memperlihatkan apa yang dipergelangan anda." [Rigveda Book 8 Hymn 33 Verses 19].


- "Orang tidak boleh senonoh, apabila seorang suami mengenakan pakaian istrinya, tidak boleh mengenakan pakaian lawan jenis." [Rigveda Book 10 Hym 85 Verses 30].


- "Rama berkata kepada Shinta, dia memerintahkan agar menundukkan pandangan dan mengenakan kerudung." [Mahavir Charitra Act 2 Page 71].


Hal yang sama juga dilakukan dalam tradisi orang-orang India yang sebagian besar penganut ajaran Hindu. Pakaian yang panjang sampai menyentuh mata kaki dengan kerudung menutupi kepala adalah pakaian khas yang dipakai sehari-hari. [http://cdn-u.kaskus.us/34/pemwid9a.jpg].




JILBAB/CADAR MENURUT AJARAN BUDDHA


Anjuran memakai jilbab/cadar bagi kaum Buddha:


Pada masa Sang Buddha beberapa wanita memakai cadar walaupun lebih sebagai [pelindung] yang sama dengan topi daripada untuk menutupi wajah. Namun sekitar awal milenium pertama, cadar mulai dianggap sebagai hal yang sepantasnya bagi wanita kelas atas dan mereka yang berada dalam rumah tangga kerajaan untuk menutupi diri mereka dengan cadar. Ini merupakan awal dari apa yang disebut purdah, pengasingan para wanita dari khalayak ramai, sebuah trend yang menjadi lebih tersebar luas di India dengan diperkenalkannya agama Islam pada abad ke-13. Para wanita desa di India masih menarik kain sari mereka menutupi wajah mereka di hadapan pria yang tidak ada hubungan dengan mereka.


Lalitavistara [Sutra], sebuah kisah kehidupan Sang Buddha yang fantastis yang disusun sekitar abad pertama SM dan abad ke-3 M, mengandung kisah yang menarik berkenaan dengan masalah wanita memakai cadar. Berdasarkan karya ini, setelah Yasodhara terpilih menjadi istri Pangeran Siddhartha, orang-orang mengkritiknya karena tidak menutupi dirinya dengan cadar di hadapan ayah dan ibu mertuanya. Ini dianggap sebagai tanda ketidaksopanan dan ketidaksetiaan"


Lalitavistara menggambarkan wanita muda tersebut mempertahankan dirinya dalam kata-kata berikut:


“Mereka yang terkendali dalam perbuatan dan perilaku, baik dalam tutur kata, dengan indera-indera terkendali, tenang dan damai, mengapa mereka harus menutupi wajah mereka? Bahkan jika ditutupi dengan seribu cadar, jika mereka tidak tahu malu dan tidak sopan, tidak jujur dan tidak memiliki kebajikan, mereka hidup di dunia ini dengan tidak tertutupi dan tidak terlindungi. Bahkan tanpa ditutupi cadar jika indera-indera dan pikiran mereka terjaga dengan baik, mereka setia pada satu suami, tidak pernah berpikir tentang [pria] yang lain, mereka bersinar bagaikan matahari dan rembulan. Jadi mengapa mereka harus menutupi wajah mereka? Orang-orang bijaksana yang [dapat] membaca pikiran orang lain mengetahui maksudku seperti juga para dewa mengetahui perilaku dan kebajikanku, ketaatan dan kesopananku, Oleh sebab itu, mengapa aku harus menutupi wajahku?”


Walaupun kisah ini diragukan kebenarannya (apocryphal), ini sesuai dengan pandangan Sang Buddha bahwa hal-hal psikologis dan internal lebih penting daripada hal-hal material dan eksternal. [http://sdhammika.blogspot.com/2011/01/veils-and-veiling-buddhist-view.html]


Dewi Kwan Im (Avalokitesvara Bodhisattva) , yang dikenal sebagai Buddha dengan 20 ajaran welas asih, juga digambarkan memakai pakaian suci yang panjang menutup seluruh tubuh dengan kerudung berwarna putih menutup kepala. [http://artikelunik.com/wp-content/uploads/2010/04/kwan_yin.jpg].




Kewajiban memakai jilbab bagi kaum wanita bukan monopoli tradisi Islam. Memakai jilbab juga  bagian dari tradisi keagamaan Yahudi, Nasrani, Hindu dan Buddha. Dalam tradisi Yahudi, jilbab merupakan  simbol ketaatan dan kehormatan wanita terhadap suaminya, bentuk ibadah kepada Tuhan, lambang kemewahan, kewibawaan, kebangsawanan, dan kesucian wanita. Meskipun prakteknya tidak ideal,  kewajiban memakai jilbab dalam tradisi kristen tercermin dalam ungkapan St. Paulus yang menyatakan bahwa wanita yang tidak berjilbab maka harus dicukur rambutnya sampai botak karena dianggap telah menghina suaminya. Islam menegaskan bahwa kaum wanita diwajibkan  untuk berjilbab dan berpakaian yang sopan dan terhormat, tidak tipis dan ketat yang bisa menimbulkan rangsangan birahi dan fitnah. Jilbab dalam Islam tidak mengekang dan membuat wanita menjadi terbelakang melainkan wanita menjadi terjaga kesucian dan kehormatannya, terjaga keamanan dan kemuliaannya. Jadi, wanita muslimah yang berjilbab berarti membumikan  syariat Ilahi dalam kehidupannya sehingga menimbulkan kepribadian yang tangguh dan jati diri wanita yang shalihah.




Lain halnya dengan ajaran Kejawen dan JIL (Jaringan Islam Liberal) yang mana mereka mengatakan bahwa jilbab adalah tidak wajib dan merupakan budaya arab.




JILBAB MENURUT AJARAN KEJAWEN


Jilbab Dilarang Masuk Keraton Yogyakarta:


Yogyakarta - Informasi cara berpakaian yang diperbolehkan masuk Keraton bagi para wartawan simpang-siur. Salah satunya pengenaan jilbab yang semula diperbolehkan masuk Keraton, ternyata direvisi oleh tim media center.


“Bukan jilbabnya yang tidak boleh, tetapi karena ini kegiatan adat istiadat, maka semua wartawan harus bersanggul," kata Haris Djauhari, salah satu anggota tim media center, kepada Tempo, Minggu, 16 Oktober 2011 malam. "Jadi, tidak boleh mengenakan jilbab.”


Meski tidak diperbolehkan, informasi ini tidak disampaikan melalui pengumuman resmi, tetapi pendekatan personal. Pun demikian dengan larangan memakai kebaya brokat. “Kebaya brokat besok jangan dipakai ya, pakai kain kartini saja, bukan brokat,” kata Haris. Motif brokat yang bolong-bolong memang memperlihatkan bagian tubuh. Sementara kalau menggunakan kain tanpa motif brokat, seluruh tubuh tertutup rapat.


Kebiasaan di Keraton, selama ada kegiatan adat istiadat selama ini memang tak memperkenankan jilbab masuk Keraton. Contohnya, sungkeman pada perayaan Idul Fitri atau ngabekten. Untuk perempuannya mengenakan sanggul dan kebaya. Jadi, meskipun para pejabat mengenakan jilbab di pemerintahan, mereka melepaskan jilbab dan menggantinya dengan sanggul. Namun selama Tempo meliput acara di Keraton Kilen, ketika Sri Sultan Hamengku Buwono X sedang mengumumkan sesuatu yang tak berkaitan dengan adat istiadat, beberapa wartawan yang mengenakan jilbab tetap bisa masuk Keraton Kilen.


Tidak satu pintunya informasi ini menyebabkan peliputan tak seragam, khusus untuk wartawan putrinya. Ada yang tidak mengenakan sanggul, ada yang cuma dikuncir, ada pula yang make up lengkap dengan sanggul karena di tata tertib bagi wartawan memang mengumumkan hal itu. Obrolan para wartawan pun akhirnya melebar kepada penyewaan kebaya yang sulit dicari. Mahalnya ongkos make up, sanggul, dan pengenaan kebaya. Seorang wartawan NHK Jepang, misalnya, mengatakan karena tak bisa mengenakan kebaya dan sanggul, dia terpaksa mengambil paket seharga Rp 125.000. “Mahal juga ya,” katanya sembari tertawa.


Seorang wartawan Jerman kesulitan mencari kebaya karena ukuran tubuhnya yang jumbo. Seorang pemilik salon di kawasan Gejayan, Puri, mengaku sudah mencari pinjaman ke mana-mana, tetapi tidak juga menemukan kebaya yang dimaksud. “Wah, saya ikut bingung,” ujarnya.  [BERNADA RURIT TEMPOINTERAKTIF.COM]




JILBAB MENURUT AJARAN JIL (JARINGAN ISLAM LIBERAL)


Jilbab adalah tidak wajib, hanya budaya Arab!


- Muhammad Sa’id Al-Asymawi, seorang tokoh liberal Mesir, yang memberikan peryataan kontroversial bahwa jilbab adalah produk budaya Arab. Pemikirannya tersebut dapat dilihat dalam buku Kritik Atas Jilbab yang diterbitkan oleh Jaringan Islam Liberal dan The Asia Foundation.


Dalam buku tersebut diyatakan bahwa jibab itu tak wajib. Bahkan Al-Asymawi dengan lantang berkata bahwa hadits-hadits yang menjadi rujukan tentang kewajiban jilbab atau hijâb itu adalah Hadis Ahad yang tak bisa dijadikan landasan hukum tetap. Bila jilbab itu wajib dipakai perempuan, dampaknya akan besar. Seperti kutipannya: “Ungkapan bahwa rambut perempuan adalah aurat karena merupakan mahkota mereka. Setelah itu, nantinya akan diikuti dengan pernyataan bahwa mukanya, yang merupakan singgasana, juga aurat. Suara yang merupakan kekuasaannya, juga aurat; tubuh yang merupakan kerajaannya, juga aurat. Akhirnya, perempuan serba-aurat.” Implikasinya, perempuan tak bisa melakukan aktivitas apa-apa sebagai manusia yang diciptakan Allah karena serba aurat.


Buku tersebut secara blak-blakan, mengurai bahwa jilbab itu bukan kewajiban. Bahkan tradisi berjilbab di kalangan sahabat dan tabi’in, menurut Al-Asymawi, lebih merupakan keharusan budaya daripada keharusan agama.[http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=339]


- M. Quraish Shihab (beliau adalah seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al- Qur’an dan mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998). Ia dilahirkan di Rappang, pada tanggal 16 Februari 1944. Ia adalah kakak kandung mantan Menko Kesra pada Kabinet Indonesia Bersatu, Alwi Shihab),
Dalam menafsirkan surat Al-Ahzab: 59,  M. Quraish Shihab memiliki pandangan yang aneh dengan manyatakan bahwa Allah tidak memerintahkan wanita muslimah memakai jilbab. Pendapatnya tersebut ialah sebagai berikut:


“Ayat di atas tidak memerintahkan wanita muslimah memakai jilbab, karena agaknya ketika itu sebagian mereka telah memakainya, hanya saja cara memakainya belum mendukung apa yang dikehendaki ayat ini. Kesan ini diperoleh dari redaksi ayat di atas yang menyatakan jilbab mereka dan yang diperintahkan adalah “Hendaklah mereka mengulurkannya.” Nah, terhadap mereka yang telah memakai jilbab, tentu lebih-lebih lagi yang belum memakainya, Allah berfirman: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.”[M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2003), cet I, vol. 11, hal. 321.]


Demikianlah pendapat yang dipegang oleh M. Quraish Shihab hingga sekarang. Hal ini terbukti dari tidak adanya revisi dalam bukunya yang berjudul Tafsir Al-Misbah, meskipun sudah banyak masukan dan bantahan terhadap pendapatnya tersebut.


Di samping mengulangi pandangannya tersebut ketika menafsirkan surat An-Nur ayat 31, M. Quraish Shihab juga mengulanginya dalam buku Wawasan Al-Qur’an. Tidak hanya itu, ia juga menulis masalah ini secara khusus dalam buku Jilbab Pakaian Wanita Muslimah: Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer, yang diterbitkan oleh Pusat Studi Quran dan Lentera Hati pada Juli 2004. Ia bahkan mempertanyakan hukum jilbab dengan mengatakan bahwa tidak diragukan lagi bahwa jilbab bagi wanita adalah gambaran identitas seorang Muslimah, sebagaimana yang disebut Al-Qur’an. Tetapi apa hukumnya?[M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), cet VII, hal. 171]


M. Quraish Shihab juga membuat Sub bab: Pendapat beberapa ulama kontemporer tentang jilbab yang menjadi pintu masuk untuk menyampaikan pendapat ganjilnya tersebut. Ia menulis:


Di atas—semoga telah tergambar—tafsir serta pandangan ulama-ulama mutaqaddimin (terdahulu) tentang persoalan jilbab dan batas aurat wanita. Tidak dapat disangkal bahwa pendapat tersebut didukung oleh banyak ulama kontemporer. Namun amanah ilmiah mengundang penulis untuk mengemukakan pendapat yang berbeda—dan boleh jadi dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menghadapi kenyataan yang ditampilkan oleh mayoritas wanita Muslim dewasa ini.[Ibid, hal. 178.]


Selanjutnya, M. Quraish Shihab menyampaikan bahwa jilbab adalah produk budaya Arab dengan menukil pendapat Muhammad Thahir bin Asyur:


فنحن نوقن أن عادات قوم ليست يحق لها بما هي عادات أن يحمل عليها قوم آخرون فى التشريع ولا أن يحمل عليها أصحابها كذلك (مقاصد الشريعة ص 91)


Kami percaya bahwa adat kebiasaan satu kaum tidak boleh—dalam kedudukannya sebagai adat—untuk dipaksakan terhadap kaum lain atas nama agama, bahkan tidak dapat dipaksakan pula terhadap kaum itu.


Bin Asyur kemudian memberikan beberapa contoh dari Al-Quran dan Sunnah Nabi. Contoh yang diangkatnya dari Al-Quran adalah surat Al-Ahzab (33): 59, yang memerintahkan kaum Mukminah agar mengulurkan Jilbabnya. Tulisnya:


و فى القرآن: يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ” فهذا شرع روعيت فيه عادة العرب فالأقوام الذين لا يتخذون الجلابيب لا ينالهم من هذا التشريع نصيب ” مقاصد الشريعة ص 19


Di dalam Al-Quran dinyatakan, Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga tidak diganggu. Ini adalah ajaran yang mempertimbangkan adat orang-orang Arab, sehingga bangsa-bangsa lain yang tidak menggunakan jilbab, tidak memperoleh bagian (tidak berlaku bagi mereka) ketentuan ini.[M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), cet VII, hal. 178-179.]


Untuk mempertahankan pendapatnya, M. Quraish Shihab berargumen bahwa meskipun ayat tentang jilbab menggunakan redaksi perintah, tetapi bukan semua perintah dalam Al-Qur’an merupakan perintah wajib. Demikian pula, menurutnya hadits-hadits yang berbicara tentang perintah berjilbab bagi wanita adalah perintah dalam arti “sebaiknya” bukan seharusnya.[Ibid, hal. 179.]


M. Qurash Shihab juga menulis hal ini dalam Tafsir Al-Misbah ketika menafsirkan surat An-Nur ayat 31. Di akhir tulisan tentang jilbab, M. Qurais Shihab menyimpulkan:


Memang, kita boleh berkata bahwa yang menutup seluruh badannya kecuali wajah dan (telapak) tangannya, menjalankan bunyi teks ayat itu, bahkan mungkin berlebih. Namun dalam saat yang sama kita tidak wajar menyatakan terhadap mereka yang tidak memakai kerudung, atau yang menampakkan tangannya, bahwa mereka “secara pasti telah melanggar petunjuk agama.” Bukankah Al-Quran tidak menyebut batas aurat? Para ulama pun ketika membahasnya berbeda pendapat.[Ibid, hal. 179.]


Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa M. Quraish Shihab memiliki pendapat yang aneh dan ganjil mengenai ayat jilbab. Secara garis besar, pendapatnya dapat disimpulkan dalam tiga hal. Pertama, menurutnya jilbab adalah masalah khilafiyah. Kedua, ia menyimpulkan bahwa ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang pakaian wanita mengandung aneka interpretasi dan bahwa Al-Qur’an tidak menyebut batas aurat. Ketiga, ia memandang bahwa perintah jilbab itu bersifat anjuran dan bukan keharusan, serta lebih merupakan budaya lokal Arab daripada kewajiban agama. Betulkah kesimpulannya tersebut? Tulisan ini mencoba untuk mengkritisinya.
["Meluruskan Qurais Sihab dan JIL tentang Jilbab" oleh FAHRUR MU’IS].




Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah? " (al-Baqarah : 140).


Allah Ta'ala berfirman,"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS. AL MAA'IDAH: 50).


Allah Ta'ala berfirman, "Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai" (ar-Rum: 6-7).




Oleh Abu Fahd Negara Tauhid.
10.39 | 0 komentar | Read More

Orang Kreatif Cenderung Tidak Jujur

Written By Ella on Kamis, 01 Desember 2011 | 20.28

Orang-orang kreatif cenderung berpikir 'outside the box', anugerah kelenturan daya pikir yang ternyata juga dapat diterapkan untuk hal-hal yang menyentuh etika. Sayangnya, menurut penelitian terbaru, orang yang kreatif lebih cenderung tidak jujur.



Dalam serangkaian percobaan yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology, peneliti menguji lima kelompok yang terdiri dari masing-masing sekitar 100 orang. Pada tiap kelompok, para peneliti memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemikiran kreatif dan kecerdasan peserta. Kemudian, peneliti memberi peserta tugas-tugas yang dirancang agar peserta dapat berbuat curang dengan mudah.



Para peserta diberi kuis pengetahuan umum yang berisi pertanyaan-pertanyaan seperti "Seberapa jauh lompatan kanguru?" dan "Apa ibukota Italia?". Peserta diberitahu bahwa mereka akan mendapat uang 10 sen untuk setiap jawaban yang benar. Peneliti kemudian meminta peserta tes untuk menyalin jawaban mereka yang dilingkari pada lembaran jawaban soal. Peneliti menjelaskan bahwa ia tak sengaja mengkopi kunci jawaban sehingga jawaban yang benar sedikit terlihat pada lembar jawaban soal.



Para peserta diberi penjelasan bahwa kecurangan apapun tidak akan terdeteksi ketika mereka menyalin jawaban. Namun dalam kenyataannya, setiap kertas jawaban memiliki kode unik yang dapat mengenali masing-masing peserta. Para peneliti menemukan bahwa orang yang mendapat skor tinggi dalam tes kreativitas lebih mungkin berbuat curang ketika mengisi lembar jawaban.



Dalam percobaan kedua, peserta diperlihatkan gambar-gambar garis diagonal dengan titik-titik di kedua sisinya dan diminta menentukan sisi manakah yang memiliki titik lebih banyak. Dalam setengah dari 200 percobaan, hampir mustahil untuk mengatakan sisi manakah yang memiliki lebih banyak titik.



Tetapi peserta sudah diberitahu bahwa mereka akan dibayar 10 kali lebih banyak jika mengatakan bahwa sisi kanan memiliki titik lebih banyak. Orang-orang mednapat skor kreativitas yang tinggi lebih cenderung memilih sisi kanan.



"Dilema seringkali menempatkan orang untuk menimbang dua hal yang bertentangan: keinginan untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri dan keinginan untuk mempertahankan pandangan positif terhadap diri sendiri," kata peneliti, Francesca Gino, profesor bisnis dari Universitas Harvard seeprti dilansir Time Healthland, Rabu (30/11/2011)



Menurut para peneliti, ketidakjujuran dan inovasi adalah dua tema yang paling banyak ditulis di dalam media populer. Namun sampai saat ini, hubungan antara kreativitas dan perilaku tidak jujur ​​belum diteliti secara empiris. Temuan ini menunjukkan bahwa orang yang kreatif atau bekerja di lingkungan yang mendukung pemikiran kreatif mungkin yang paling berisiko ketika menghadapi dilema etika.



"Penelitian kami telah menunjukkan bahwa individu cenderung menyelesaikan ketegangan melalui rasionalisasi: berperilaku tidak jujur ​​untuk mendapat keuntungan dari perilaku tidak etisnya tetapi cukup jujur ​​untuk mempertahankan konsep diri positif sebagai manusia yang jujur," kata Profesor Dan Ariely dari Duke University yang ikut membantu penelitian.



Seperti yang ditunjukkan kedua percobaan di atas, ketidakjujuran yang dilakukan oleh orang-orang kreatif seringkali terlihat samar. Jika tidak bisa benar-benar tahu sisi mana yang memiliki titik lebih banyak, memilih sisi kanan tidak terang-terangan berbuat curang, bukan? 
 
Putro Agus Harnowo - detikcom
20.28 | 0 komentar | Read More

Seni Body Painting Siswa SMKN I Buduran Yang Mengundang Laknat

Aneka kreasi dan keahlian para siswa sekolah di Sidoarjo, ditunjukkan Education Expo (SIEDEX) 2011 di Convention Hall Mal Sun City Sidoarjo, Rabu (30/11/2011).



Ada yang memajang aneka piala atas prestasi siswa, keunggulan sekolah, dan lain sebagainya. Ada pula dalam dalam edukasi memajang karya manusia pohon sebagai aplikasi pelajaran body painting. Seperti yang ditunjukkan siswa SMKN 1 Buduran.



Stand SMK I Buduran ini juga mengundang perhatian para pengunjung. Manusia pohon ini hasil karya dua siswa SMKN 1 Buduran jurusan Tata Kecantikan Rambut, salah satunya Malihatul Masruah.

"Sengaja warna mencolok kami padukan dalam menggambar agar serasi dan indah dipandang," ucap siswa kelas X jurusan Tata Kecantikan Rambut itu.



Diakuinya, dalam mendandani Fany Cindy teman sekelasnya yang pamerkan jadi model manusia pohon itu, butuh waktu tiga jam.



Tubuh dibentuk aneka macam bagian dari pohon. Rambut Fany didandani ala akar pohon. Tubuhnya pun dipenuhi gambar daun dan ranting pohon. Sedangkan kakinya disulap bak batang pohon.



Entahlah kalau mau di bilang hal ini yang namanya kreativitas, namun sayang sekali jika kreativitas yang dilakukan oleh para siswa ini menjurus pada hal-hal yang dilarang oleh Allah, yakni mempertontonkan aurat wanita, mungkin mereka berdalih ah...inikan hanya bentuk pohon jadi tidak menonjolkan sisi-sisi keelokan tubuh wanita, tapi perlu juga dicermati bahwa ini adalah langkah awal bagi syetan untuk menjerumsukan manusia, kalau kita tidak berhati-hati, bisa-bisa body painting yang sekarang malah jadi salah satu bidang study yang diajarkan di sekolah, yang menurut saya mengarah kepada pornografi akan dikatakan sebagai suatu bentuk seni kreasi manusia yang tidak boleh di batasi.



Ah...kalau semuanya berpendapat seperti ini lalu dimana nilai moral bangsa ini yang akan semakin merosot, padahal sungguh alangkah malunya kita sebagai seorang muslim, padahal mereka yang melakukan praktek ini ternyata juga seorang muslim.



12.03 | 0 komentar | Read More

Menjawab Tudingan Kristen (2): Mengungkap Kontradiksi Angka 40 Ribu plus 18 Tahun dalam Bibel

Written By Ella on Rabu, 30 November 2011 | 13.56

Kasus kesalahan dan kontradiksi angka yang cukup fatal sangat mencolok justru dialami oleh Bibel, terutama dalam kitab Perjanjian Lama. Misalnya tentang kisah kekayaan Raja Sulaiman (Salomo) dalam kitab 1 Raja-raja 4:26 sebagai berikut:
 
“Dan lagi adalah pada radja Solaiman empatpuluh ribu kandang akan segala rata baginda dan duabelas ribu orang berkuda” (Alkitab terbitan Lembaga Alkitab tahun 1960).


“Lagipula Salomo mempunyai kuda empat ribu kandang untuk kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda” (Alkitab terbitan Lembaga Alkitab tahun 1979).


Perhatikan baik-baik, dalam ayat yang sama yang diterbitkan berbeda tahun, terjadi korupsi angka 90 persen dari angka 40.000 menjadi 4.000.


Pemangkasan angka dari 40.000 menjadi 4.000 dalam kitab Raja-raja itu jelas bukan sekedar memperbaiki redaksi bahasa, melainkan merombak esensi ayat secara signifikan. Karena bagaimanapun juga, penambahan satu angka nol (0) sangat besar artinya. Merubah 40.000 menjadi 4.000 itu berarti membuang nilai 36.000. Satu angka yang cukup fantastis, terlebih bila tertera dalam kitab suci firman Tuhan.


Kekeliruan satu angka nol (0) dalam dunia bisnis saja sangat fatal akibatnya, terlebih jika menimpa kitab suci. Betapa aneh jika dalam ayat yang sama dengan cerita yang sama pula, selisih 19 tahun penerbitan angka 40.000 berkurang satu angka nol menjadi 4.000.


Bila diteliti lebih lanjut, ternyata revisi angka itu sangat manjur untuk membuang kontradiksi ayat. Sebab jika Alkitab tahun 1960 itu tidak direvisi, maka terjadilah kontradiksi ayat mengenai kekayaan Raja Salomo dengan versi kitab Tawarikh yang menyebutkan bahwa Salomo hanya memiliki 4.000 kandang kuda. Perhatikan ayat berikut:


“Salomo mempunyai juga empat ribu kandang untuk kuda-kudanya dan kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda, yang ditempatkan dalam kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem” (2 Tawarikh 9:25).


“And Solomon had four thousand stalls for horses and chariots, and twelve thousand horsemen; whom he bestowed in the chariot cities, and with the king at Jerusalem” (2 Chronicles 9:25, King James Version).


Supaya tidak kontradiktif, maka dibuanglah satu angka nol dalam kitab Raja-raja. Tapi tanpa disadari, hal ini justru mengakibatkan kontradiksi yang lebih nyata antara ayat yang sama terhadap cetakan tahun yang berbeda.


Kontradiksi dan revisi ayat Bibel yang tak kalah fatalnya adalah mengenai angka tahun, dalam ayat berikut:


“Adapon oemoer Jehojachin pada masa ija naik radja itoe doelapan tahoen, maka karadjanlah ija diJeroezalim tiga boelan dan sapoeloeh hari lamanja, maka dipêrboewatnja barang jang djahat kepada pêmandangan Toehan” (2 Tawarikh 36:9, Alkitab tahun 1928).


Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. (2 Tawarikh 36:9, Alkitab tahun 2002).


Ayat yang sama dalam dua versi tersebut jelas bertentangan dan tidak mungkin keduanya diyakini sebagai kebenaran. Pasti ada salah satu yang salah, bahkan bisa jadi keduanya salah.


Penambahan angka satu (1) pada angka 8 tersebut bukan tak ada artinya. Sebab bila angka dalam ayat itu tidak direvisi, maka terjadilah kontradiktif dengan kitab Raja-raja. Sebab dalam kitab II Raja-raja 24:8 disebutkan bahwa Yoyakhin berusia 18 tahun ketika jadi raja Yerusalem.


“Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem” (II Raja-raja 24: 8, Alkitab tahun 2002).


Jika kontradiksi antara kitab Tawarikh dengan kitab Raja-raja itu dibiarkan, maka Alkitab (Bibel) tidak laku di pasaran dan “ketinggalan kereta” dengan kitab-kitab suci agama lainnya.


Mendengar jawaban itu, Kristen tahun 1928 bisa menerima dan memahami. Tapi mereka masih belum puas, karena masih ada pertanyaan yang belum terjawab, kenapa nama “Yehoyakim” diganti “Yoyakim” dan nama “Yehoyakhin” diganti “Yoyakhin”? Sebab penambahan huruf dalam nama seseorang itu bisa merubah makna yang sangat jauh.


Dengan data-data ini, jelaslah bahwa ada ayat kontradiktif dalam Bibel. Adanya revisi ayat untuk menghilangkan kontradiktif, justru semakin membuktikan bahwa dalam Bibel ada campur tangan manusia. 


A Ahmad Hizbullah MAG/suara-islam.com

Publikasi: voa-islam.com
13.56 | 0 komentar | Read More

Menjawab Tudingan Kristen (1): Soal Selisih Angka 49 Ribu dalam Al-Qur'an

Beberapa waktu lalu penulis mendapat pesan singkat dari seorang Kristen Advent yang mengaku jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMIH).
Mulanya ia bertanya, “Bapak ustadz yang saya hormati, saya ingin bertanya kepada bapak. Satu masa di hadapan Tuhan itu kadarnya sama dengan 1.000 tahun atau 50.000 tahun?”
Gayanya memang bertanya, tapi ternyata sekedar memancing dialog, karena motif aslinya memang menggugat Al-Qur'an sebagai kitab kontradiktif. Gaya bertanya seperti itu sudah sering penulis terima dari berbagai email.


Setelah pesan singkat dijawab, maka terjadilah dialog ‘gayung bersambug’ yang ujung-ujungnya terbukti, bahwa tujuan penanya Kristen adalah menggugat tiga ayat Al-Qur'an yang dianggap kontradiktif, yaitu surat Al-Ma'arij 4 dengan Al-Hajj 47 dan As-Sajdah 5.
Menurut mereka, ayat-ayat ini bertentangan, karena surat Al-Ma’arij 4 menyatakan satu hati Tuhan sama dengan 50.000 tahu, sedangkan surat Al-Hajj 47 dan As-Sajdah 5 menyatakan bahwa satu hari Tuhan sama dengan 1.000 tahun.
Bila berhasil membuktikan adanya kontradiksi ayat dalam Al-Qur'an, maka otomatis para penginjil itu berhasil menggugurkan otentisitas Al-Qur'an sebagai wahyu Allah SWT. Karena salah satu bukti Al-Qur'an Kalamullah adalah suci dari berbagai kontradiktif, sebagaimana firman-Nya:


“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (Qs. An-Nisa’ 82).


Benarkah ayat-ayat Al-Qur'an tersebut kontradiktif? Sebelum menjawabnya, mari kita baca ayat yang dimaksud:
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (Qs Al-Ma'arij 4).


“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu” (Qs Al-Hajj 47).


“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (Qs As-Sajdah 5).


Bagi para penginjil, bilangan ayat-ayat tersebut bertentangan karena mata mereka hanya terfokus pada angka 50.000 dan 1.000.


Anggapan kontradiktif terhadap ayat-ayat Al-Qur'an ini nampak karena mereka membaca ayat secara tidak konsisten. Padahal bila dibaca secara cermat, ayat-ayat tersebut sama sekali tidak kontradiktif.


Mari kita perhatikan baik-baik dengan teliti! Surat Al-Ma'arij 4 menerangkan bahwa para malaikat dan Jibril naik (ta’ruju) menghadap Allah memakan waktu yang sangat singkat, tetapi jika dilakukan manusia akan memakan waktu 50.000 ribu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Arasy Allah itu sangat jauh dan tinggi, tidak akan dapat dicapai oleh hamba-hamba-Nya yang manapun.


Sedangkan Al-Hajj 47 dan As-Sajdah 5 menyatakan bahwa lamanya waktu sehari di sisi Allah jika disamakan dengan lamanya waktu di dunia menurut perhitungan manusia adalah 1.000 tahun. Perkataan seribu tahun dalam bahasa Arab tidak selamanya berarti 1000 dalam arti sebenarnya, tetapi kadang-kadang digunakan untuk menerangkan banyaknya sesuatu jumlah atau lamanya waktu yang diperlukan. Dalam ayat ini bilangan seribu itu digunakan untuk menyatakan lamanya waktu kehidupan alam semesta ini.


Kedua ayat ini sama sekali tidak bertentangan karena berbicara tentang dua tema yang berbeda. Hanya orang yang tak punya akal sehat saja yang menganggap dua ayat Al-Qur'an tersebut kontradiktif!


Kekeliruan bukan pada Al-Qur'an, tapi pada mata pikiran sesat dalam memandang Al-Qur'an secara tidak fair, sehingga mengakibatkan salah paham dan bahkan tersesat dari kebenaran!! 


A Ahmad Hizbullah MAG/suara-islam.com
Publikasi: voa-islam.com
13.18 | 0 komentar | Read More

Mahasiswa Kedokteran Tolak Teori Darwinisme

Written By Ella on Senin, 28 November 2011 | 20.24

Mahasiswa Muslim, termasuk calon dokter di salah satu program medis terkemuka di Inggris, memilih keluar dari ruang kuliah saat pembahasan teori evolusi. Mereka mengklaim hal itu bertentangan dengan ide-ide kreasionis yang disebutkan dalam Alquran.

Padahal di University College London tempat mereka belajar, teori Darwin merupakan bagian penting dari silabus.

Serupa dengan keyakinan yang diungkapkan oleh orang-orang Kristen fundamentalis, mahasiswa Muslim di kampus itu bersikeras mempertahankan pendapat bahwa Allah lah yang menciptakan dunia, manusia, dan semua spesies  dalam sebuah tindakan tunggal.

Steve Jones, profesor emeritus genetika manusia di University College London, telah mempertanyakan mengapa para mahasiswa tersebut belajar biologi jika hal itu bertentangan dengan keyakinan mereka.

"Mereka tidak datang [kuliah] atau mereka mengeluh tentang hal itu atau mereka mengirim catatan atau email mengatakan bahwa mereka tidak harus mempelajari hal ini. Saya tidak benar-benar memahaminya, saya tidak religius, mereka menolak gagasan bahwa ada suatu proses acak di luar sana di luar kehendak Tuhan," kata Jones.

Awal tahun ini Usama Hasan, iman dari masjid al-Tauhid di Leyton, menerima ancaman hukuman mati setelah berpendapat bahwa Darwinisme dan Islam mungkin kompatibel.

Sumber dalam kelompok Muslims4UK sebagian menyalahkan semakin populernya keyakinan penciptaan dalam Islam yang digagas penulis Turki, Harun Yahya. Ia menulis beberapa buku yang mencela Darwinisme.

Ahli biologi evolusioner dan profesor dari Oxford, Richard Dawkins, menyatakan keprihatinannya pada makin bertambahnya jumlah mahasiswa yang menolak teori darwin dan memilih tak mengikuti kuliah tentang teori evolusi.


Teori Darwin atau teori-teori yang bertentangan dengan Al Qur'an cocok dengan kehendak setan. Ia kekufuran bukan Islam dan membuang Allah sebagai pencipta, lalu tiada pencipta. Bahkan tiada Allah tapi ada dunia seisinya. Ia mirip dengan doktrin PKI yang anti Islam. Berdustalah Darwin dan benarlah Allah sebagaimana ayat:

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ 





وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ                

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.(Surah Ibrahim 22)
20.24 | 0 komentar | Read More

Syiah Ingin Merebut Ka'bah, Masjidil Haram dan Medinah


Slogan-slogan menentang keluarga kerajaan telah menghiasi dinding-dinding di jantung kota Syiah di timur Arab Saudi, lokasi bentrokan mematikan demonstran syiah dengan pasukan keamanan, seorang fotografer AFP melaporkan Jumat kemarin (25/11).




"Keluarga Al-Saud yang berkuasa harus bertanggung jawab atas darah para martir", "Turunkan Muhammad bin Fahd bin Abdul Aziz", gubernur Provinsi Timur kerajaan, ditulis di jalan-jalan kota Al-Qatif.







Pasukan keamanan menjaga pintu masuk dan melakukan patroli di al-Qatib, meskipun tidak ada insiden yang dilaporkan selama kunjungan yang diselenggarakan oleh pemerintah Saudi bagi wartawan yang berbasis di Riyadh.Menurut pihak berwenang dan sumber medis, empat orang ditembak mati dalam kerusuhan sejak hari Minggu lalu di wilayah timur yang didominasi Syiah Saudi.




Pangeran Muhammad bin Fahd telah berjanji bahwa kementerian dalam negeri akan menyelidiki insiden kematian tersebut.




Pada hari Jumat kemarin, ulama Syiah dalam khutbah jumatnya menyerukan pihak berwenang untuk bersikap lunak terhadap komunitas mereka, yang sering mengeluh karena terpinggirkan di negara kaya minyak Teluk tersebut.




"Pemerintah diminta untuk membuat isyarat peredaan untuk mengakhiri diskriminasi sehingga bisa menyembuhkan luka kami," kata Syaikh Hassan Saar, seorang ulama Syiah.




Namun, Mufti Arab Saudi Syaikh Abdul Aziz Al-Syaikh, dikutip dalam surat kabar Okaz, menuduh bahwa "para pengacau dari Al-Qatif dilakukan oleh sebuah geng yang mengambil perintah dari luar negeri," sebagai kiasan untuk menyebut Syiah Iran.




Di Iran, seorang ulama senior Syiah yang berhaluan keras mengatakan pada Jumat kemarin bahwa dinasti Al-Saud harus menyerahkan kekuasaan, semberi memberi peringatan bahwa nasib raja Abdullah akan digulinggkan seperti Hosni Mubarak.




"Anda harus menyerahkan kekuasaan dan memberikannya kepada rakyat. Mereka akan membentuk pemerintahan rakyat," kata Ayatollah Ahmad Jannati dalam khutbah jumat di Universitas Teheran.(fq/afp)




Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/dunia/grafiti-anti-kerajaan-hiasi-dinding-dinding-di-kota-syiah-sebelah-timur-saudi.htm




Judul asli: Grafiti Anti-Kerajaan Hiasi Dinding-Dinding di Kota Syiah Sebelah Timur Saudi



Sejak dulu, bukan sekarang saja, kaum syi`ah ingin menguasai kota Mekkah dan Medinah, mulai  dari revolosi Iran dimana mahasiswa Iran saat itu membawa poster Ka`bah  dengan dua senapan di bawahnya yang memberikan isarat bahwa revolosi Iran takkah berhenti tapi berjalan terus hingga ke Ka`bah. 





Bila benar, Syi`ah berkuasa di sana, maka kesyirikan bukan tauhid yang berada di Iran akan di expor ke Mekkah dan Medinah. Ritual Asyuro yang melukai tubuh lalu mengeluarkan darah segar akan banyak di lakukan di sekitar Ka`bah dan kuburan Nabi. Lalu kuburan akan ramai dan masjid akan sunyi sebagaimana di Iran, orang – orang akan ramai melaknat Abu bakar dan Umar. Syi`ah ingin rebut Ka`bah, Masjidil haram, Masjid Medinah sebagaimana Yahudi merebut masjidil aqsha.




11.30 | 0 komentar | Read More

Apakah Sang Pendosa Bisa Masuk Surga ?

Written By Ella on Sabtu, 26 November 2011 | 15.22







Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu berkata: Aku pernah mendengar
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Ada dua orang
laki-laki dari kalangan Bani Israil yang saling bersaudara. Yang satu
rajin ibadah dan lainnya berbuat dosa. Lelaki yang rajin beribadah
selalu berkata kepada saudaranya, ‘Hentikan perbuatan dosamu!” Suatu
hari ia melihat saudaranya berbuat dosa dan ia berkata lagi, ‘Hentikan
perbuatan dosamu!” (Lelaki yang berbuat dosa berkata), “Biarkan antara
aku dan Tuhanku. Apakah kamu diutus untuk mengawasiku?”. Ia (Lelaki yang
rajin beribadah) berkata lagi, “Demi Allah, Allah tidak akan
mengampunimu!” atau “Dia tidak akan memasukanmu ke surga!”



Kemudian Allah mengutus malaikat kepada keduanya untuk mengambil ruh
keduanya hingga berkumpul di sisi-Nya. Allah berkata kepada orang yang
berdosa itu,“Masuklah kamu ke surga berkat rahmat-Ku.”




Lalu Allah bertanya kepada lelaki yang rajin beribadah,“Apakah kamu
mampu menghalangi antara hamba-Ku dan rahmat-Ku?” Dia menjawab, “Tidak,
wahai Tuhanku.” Allah berfirman untuk yang rajin beribadah (kepada para
malaikat): “Bawalah dia masuk ke dalam neraka.” Abu Hurairah– semoga
Allah meridhainya – berkomentar, “Demi Dzat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, sungguh ia berkata dengan satu kalimat yang membinasakan
dunia dan akhiratnya.”(HR Abu Dawud).







Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “…Sekiranya tidaklah karena
karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak
seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan yang keji dan
mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan apa yang
dikehendaki-Nya…” (QS. An Nur : 21).







“…dan mereka berkata : Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki
kami kepada (jannah) ini, dan kami sekali-kali tidak akan mendapat
petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk..” (QS. Al A’raaf :
43).







Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tidak ada satu
jiwapun dari kalian melainkan telah diketahui tempatnya, baik di surga
atau di neraka.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, lalu untuk apa kita
beramal? Mengapa kita tidak pasrah saja?” Beliau menjawab, “Tidak, tapi
beramallah! Karena setiap orang telah dimudahkan kepada apa yang telah
ditakdirkan untuknya.” (HR: Bukhari, (VII/212) dan Muslim, (VIII/47, no.
2647).







Hadits ini adalah sebagai dalil  dari apa yang telah disebutkan tadi.
Ia menunjukkan bahwa manusia itu diberi pilihan , yaitu berdasarkan
sabdanya: “Beramallah!” Serta menunjukkan bahwa dalam pilihannya
tersebut ia tidak keluar dari ketentuan Allah, berdasarkan sabdanya:
“Karena setiap orang telah dimudahkan kepada apa yang ditakdirkan
untuknya.” (Lihat kitab Al Iman bil Qadha’ wal Qadar, oleh Muhammad bin
Ibrahim al Hamd).







Mereka (Ahlu Sunah wal Jama’ah) meyakini bahwa Surga tidak wajib
untuk seseorang meskipun amalnya baik, kecuali jika Allah meliputinya
dengan karunia-Nya lalu ia memasukinya dengan rahmat-Nya. (Lihat Surat
An Nur : 21 diatas). Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tidak
ada seorangpun yang dimasukkan ke dalam surga oleh amalnya.” Ditanyakan,
“Tidak juga engkau, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak juga
aku, kecuali Rabb-ku meliputiku dengan rahmat-Nya.” (HR: Muslim no. 2816
(72), Shahih al Bukhari no. 5673 dan takhrij Syaikh al Albani dalam ash
Shahiihah no. 2602).







Ahlu Sunah tidak memastikan adzab bagi setiap orang yang memperoleh
ancaman –selain perkara yang menyebabkan kufur-. Karena mungkin Allah
akan mengampuninya dengan sebab ketaatan-ketaatan yang dilakukannya,
dengan taubat atau musibah-musibah dan penyakit-penyakit yang bisa
menghapuskan dosa-dosa. Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah, ‘Hai
hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).






15.22 | 0 komentar | Read More

Al Quran Menjawab TEORI EVOLUSI




 


Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa
Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh
Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh
Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan
oleh Allah di dalam firman-Nya :





"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah".
(QS. As Sajdah (32) : 7)





"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)





Disamping
itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia
pertama itu dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits
Rasulullah saw bersabda :





"Sesungguhnya manusia itu berasal dari
Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah
". (HR. Bukhari)




Pada
dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup
(isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :





"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)





Adapun PROSES KEJADIAN MANUSIA kedua ini oleh Allah
dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :





"Hai
sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya,
dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan
yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)





Apabila
kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung
hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha
untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.





PROSES
KEJADIAN MANUSIA ketiga
adalah kejadian semua keturunan Adam dan
Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau
menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.





Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis
dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :





"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang
Paling Baik."
(QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).





Kemudian
dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :





"Telah
bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya
(untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal
(umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)





Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah
menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu
tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al
Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar
kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang
semua berasal dan hidup dari tanah.





Yang kemudian
melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya
menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan
seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel
telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan
bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).





Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio
secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955,
tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini
sudah tercantum.





Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang
embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau
mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an
yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain iti beliau juga
mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para
scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia
yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum
(sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan).





Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan
eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan
yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum
ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah
menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits
menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."





Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika
(janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung
yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus
(rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok
dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :





"...Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan
dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) :
6).
11.38 | 0 komentar | Read More

Biaya Pernikahan Putra Presiden SBY dibanding Putra Presiden Iran Ahmadinejad




 


Siapa yang tidak mengenal Presiden
Iran, Mahmud Ahmadinejad. Selain sebagai seorang pemimpin yang sangat
berani, ia juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat sederhana dan
bersahaja.





Kesederhanaan dan kebersahajaannya itu
tampak saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan, ia menyumbangkan
seluruh karpet istana Iran yang sangat tinggi nilainya kepada masjid di
Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.





Kesederhanaan dan kebersahajaannya itu tampak juga saat ia
menikahkan putranya, Alireza Ahmadinejad tiga tahun yang lalu. Setelah
ditelusuri, ternyata pernikahan tersebut hanya menelan biaya 3,5 juta
Toman (setara dengan USD 350/ Rp 2,8 Juta). Meski terbilang sederhana,
pernikahan ini berlangsung dengan khidmat dan syahdu.





Hal
ini sangat berbeda sekali dengan upacara pernikahan anak presiden
Indonesia Ibas-Aliyya yang diselenggarakan hari ini (24/11). LSM Bendera
mencatat bahwa Biaya pernikahan Ibas-Aliya menghabiskan dana sebesar Rp
12 Miliar. Sementara itu, tabloid Cek dan Ricek melaporkan prosesi
pernikahan ini menghabiskan dana sebesar Rp 40 Miliar.





Pernikahan
Ibas-Aliya juga tidak memperhitungkan dampak negatif terhadap
masyarakat. Pernikahan ini sedikit banyak :


1. Merampas hak 300 siswa sekolah alam Cikeas dan SDN 1
Cipanas karena diliburkan,


2.
Menghilangkan nafkah 1000 pedagang Pasar Cipanas dan 1000 angkutan umum
Cipanas


3. Merugikan belasan
ribu masyarakat yang akan berbelanja di Pasar Cipanas yang menggunakan
angkutan umum.





Hal berbeda akan kita temukan pada
pernikahan putra Ahmadinejad sebagaimana dilukiskan oleh Seorang
blogger, Javad Matin. Matin melukiskan prosesi pernikahan itu sebagai
berikut: “SAAT itu, pada Rabu malam ketika telepon saya berdering, Saya
diundang ke upacara pernikahan sahabat baik saya, Alireza, yang akan
berlangsung malam berikutnya.





Saya tahu setiap kali Hari libur Islam di
Iran, datang keluarga itu pergi ke beyt [Istana kepresidenan] dan dia
akan dinikahkan dengan keponakan syahid Kaveh [tentara Iran, Garda
Revolusi, dan anggota Basij yang tewas dalam perang Irak].





Kamis
malam pukul sembilan, saya pergi ke istana kepresidenan. Dari luar
tempat itu, semua tampak biasa saja, sampai-sampai saya mengira bahwa
saya telah datang ke tempat yang salah. Sepertinya pernikahan putra
seorang presiden tidak diadakan di sana.





Saya memasuki
taman dan sadar bahwa saya harus mematikan telepon. Sekelompok orang
berbaris untuk salat. Kemudian saya memasuki aula. Sejumlah meja kosong
karena tamu yang duduk sedang pergi untuk melaksanakan salat.
Buah-buahan dan kue, sebotol air mineral, beberapa piring dan pisau
telah ditata di meja untuk para tamu.





Saya menanyakan
keberadaaan “doktor” [sebutan untuk Ahmadinejad dari para pendukungnya
karena dia adalah doktor di bidang teknik sipil dan manajemen lalu
lintas transportasi]. Saya diberi tahu bahwa dia sedang salat di halaman
belakang.





Karena kurangnya ruangan, beberapa tamu
pergi menuju halaman belakang. Saya salat bersama, seorang ajudan senior
kepresidenan, Mojtaba Samareh Hashemi. Kemudian saya kembali ke aula.





Sang doktor sedang duduk di meja pertama di sebelah ayah
pengantin wanita. Setelah bersalaman hangat dengannya dan beberapa
pejabat lain, saya duduk di salah satu meja. Kemudian sang pengantin
pria memasuki aula. Dia mengucapkan salam kepada setiap tamu dan duduk
di samping doktor dan ayah mempelai wanita, Haj Agha Akbari.





Ketua
panitia penyelenggara pernikahan, Mr. Kheirkhah, mengatakan betapa
doktor begitu perhatian terhadap resepsi pernikahan ini sampai pada
hal-hal yang detailnya. Dia mengatakan bahwa doktor hanya memesan satu
jenis makanan dan membayar 3,5 juta toman [sekitar 3.500 dolar / Rp 28
juta] untuk biaya resepsi.





Dia menambahkan bahwa jumlah tamu pria
sebanyak 180 orang. Saya hanya melihat sedikit pejabat negara. Saya
pernah ke pernikahan pejabat publik sebelumnya dan di sana tidak hanya
ada pengeluaran mewah tapi juga banyak menteri dan pejabat negara yang
hadir.





Tapi apa yang saya lihat disini benar-benar
penuh dengan kesederhanaan. Ini adalah resepsi rakyat, padahal ayah
sang pengatin pria adalah orang nomor satu di negeri ini.





Dalam
pesta tersebut, aura kesederhanaan sangat terasa di mana-mana. Hal
tersebut terbukti dari cara tamu dijamu. Hal ini juga bisa dilihat dari
mobil yang digunakan untuk mengantar pengantin dan perjamuan itu sendiri
yang sederhana namun lezat dan harum.





Pembawa acara
resepsi meledek Alireza tentang subsidi dan 1 juta toman yang akan
diterima anaknya kelak, yang membuat doktor tersenyum. Upacara telah
berakhir, tetapi sang doktor dan ayahnya pengantin wanita berdiri di
pintu gerbang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para tamu.





Menarik melihat bagaimana sang doktor melayani anak berumur
7-8 tahun yang berteriak “Paman! Paman!” kepadanya. Dia memeluk dan
memperlakukannya dengan baik.





Semua orang telah pulang dan sang doktor
menuju dapur untuk menyampaikan terima kasih kepada mereka yang bekerja
untuk resepsi. Ketika semua orang telah pergi, pengantin pria dan wanita
masuk ke mobil mereka tanpa ada formalitas tambahan dan pulang ke rumah
dengan keluarga.








Sudah menjadi hak setiap orang untuk
melaksanakan pernikahan dengan kemewahan, terlebih lagi menggunakan uang
pribadi. Namun, sebagaimana nasihat Ali bin Abi Thalib, seorang
pemimpin memiliki kekhususannya tersendiri. Dengan tanggung jawab yang
lebih besar, dia harus bisa menyesuaikan dan merasakan kehidupan rakyat
terbawah yang dipimpinnya.
11.02 | 0 komentar | Read More

Bahaya dan Hukum Imunisasi

Written By Ella on Kamis, 24 November 2011 | 04.43









Imunisasi adalah
pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
"sesuatu" ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten.






Imunisasi terhadap suatu
penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit
itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya. Intinya kalau memang imunisasi betul betul
diperlukan, mengapa tidak memasukkan ribuan jenis virus tadi yg telah
dilemahkan??


 


Dalam logika Islam, mencegah penyakit adalah bukan dengan cara
memasukkan setiap varian virus baru yang dilemahkan, tapi dengan cara
meningkatkan kemampuan alami tubuh untuk membuat antibodi.



Intinya
adalah kita harus memakan makanan yang halal & thayyib, kembali
pada yang natural, jangan banyak memakan makanan 'sintetis'. Madu,
kurma, dan segala macam herbal dengan proporsi yang cukup sebenarnya
sangat memadai untuk mencegah penyakit.






Perhatikan sabda Rasulullah saw
berikut : “ Sesungguhnya Allah swt telah menurunkan penyakit dan
menurunkan obat, serta menyediakan obat bagi setiap penyakit, maka
berobatlah, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram. “ (HR Abu
Daud)






Bandingkan dengan pertanyaan
sahabat ketika ia bertanya kepada Rosulullah saw tentang obat yang
berasal dari khomr, maka Rosulullah saw menjawab : “ Sesungguhnya ia (
khomr tersebut ) bukanlah obat, akan tetapi penyakit. “ ( HR Muslim )






Atsar Ibnu Mas’ud ra,
bahwasanya ia berkata : “ Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan
kesembuhan kamu di dalam sesuatu yang diharamkan.” ( Riwayat Bukhari )









Fakta-fakta mengejutkan sekaligus mengerikan dalam sebagian besar vaksin anak yang harus Anda ketahui.


1. Beberapa vaksin mengandung racun seperti air raksa (merkuri), almunium dan formalin


2.
Di tahun 1998, Pemerintah Perancis menghentikan program vaksinasi
berbasis sekolah yang memberikan vaksin Hepatitis B kepada anak-anak
usia sekolah karena kasus multiple-sklerosis telah dikaitkan dengan
vaksin tersebut dan lebih dari 600 kasus imunitas dan persyarafan telah
dilaporkan.


3. Beberapa vaksin dibuat menggunakan bahan yang berasal dari jaringan manusia dari janin yang digugurkan.


4. Kebanyakan negara mewajibkan bahwa saat anak berusia 5 tahun, ia sudah harus menerima 33 dosis dari 10 vaksin.


5. Para dokter hanya melaporkan kurang dari 10 persen kejadian buruk yang berkaitan dengan vaksinasi dan/atau sesudah vaksinasi.







Selain itu salah satu isu keamanan yang sering diabaikan adalah bahan-bahan tambahan yang terdapat dalam vaksin sebagai berikut:






Alumunium


Logam
ini ditambahkan ke dalam vaksin dalam bentuk gel atau garam sebagai
pendorong terbentuknya antibodi. Alumunium telah dikenal sebagai
penyebab kejang, penyakit alzheimer, kerusakan otak dan dimensia
(pikun). Logam ini biasanya digunakan pada vaksin-vaksin DPT, DaPT dan
Hepatitis B.






Benzetonium Khlorida


Benzetonium
adalah bahan pengawet dan belum dievaluasi keamanannya untuk
dikonsumsi oleh manusia. Biasa digunakan sebagai campuran vaksin
anthrax terutama diberikan kepada para personil militer.






Etilen Glikol


Biasa digunakan sebagai bahan utama produk antibeku dan digunakan sebagai pengawet vaksin DaPT, polio, Hib dan Hepatitis B.






Formaldehid


Bahan
kimia yang terkenal sebagai zat karsinogenik (penyebab kanker) yang
biasanya digunakan dalam proses pengawetan mayat, fungisida/insektisida,
bahan peledak dan pewarna kain.






Selain beracun, menurut Sir
Graham S. Wilson pengarang buku The Hazards of Immunization formalin
tidak mamadai sebagai pembunuh kuman sehingga maksud penggunaannya
sebagai penonaktif kuman dalam vaksin menjadi tidak berfungsi dengan
baik.






Akibatnya adalah kuman yang seharusnya dilemahkan dalam vaksin tersebut malah menguat dan menginfeksi penggunanya.






Gelatin


Bahan
yang dikenal sebagai alergen (bahan pemicu alergi) ini banyak
ditemukan dalam vaksin cacar air atau MMR. Bagi kaum Muslim, gelatin
menimbulkan isu tambahan karena biasanya bahan dasarnya berasal dari
babi.






Glutamat


Bahan
yang digunakan dalam vaksin sebagai penstabil terhadap panas, cahaya
dan kondisi lingkungan lainnya. Bahan ini banyak dikenal sebagai
penyebab reaksi buruk kesehatan dan ditemukan pada vaksin varicella.






Neomisin


Antibiotik
ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan kuman di dalam biakan vaksin.
Neomisin menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang dan sering
ditemukan dalam vaksin MMR dan polio.






Fenol


Bahan
yang berbahan dasar tar batu bara yang biasanya digunakan dalam
produksi bahan pewarna non makanan, pembasmi kuman, plastik, bahan
pengawet dan germisida.






Pada dosis tertentu, bahan ini
sangat beracun dan lebih bersifat membahayakan daripada merangsang
sistem kekebalan tubuh sehingga menjadi berlawanan dengan tujuan utama
pembuatan vaksin. Fenol digunakan untuk pembuatan beberapa vaksin
termasuk vaksin tifoid.






Streptomisin


Antibiotik ini dikenal menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang dan biasa ditemukan dalam vaksin polio.






Timerosal/Merkuri


Bahan
yang sangat beracun yang selama beberapa puluh tahun digunakan pada
hampir seluruh vaksin yang ada di pasaran. Padahal timerosal/merkuri
adalah salah satu bahan kimia yang bertanggung jawab atas tragedi
Minamata di Jepang yang menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat fisik
dan mentalnya.






Berikut ini adalah beberapa kerusakan yang disebabkan keracunan merkuri:






1. Otak bayi masih mengalami perkembangan yang cepat dan merkuri bisa merusak sel otak secara menetap.


2.
Sistem kekebalan tubuh bayi masih belum berkembang secara penuh
sehingga bayi tidak mempunyai kemampuan melawan serangan benda asing
(bakteri, virus dan racun lingkungan) secara benar.


3.
Kemampuan tubuh bayi untuk membuang racun dari tubuhnya melalui hati
belum berkembang sepenuhnya sehingga zat-zat berbahaya cenderung menetap
di dalam tubuhnya seperti merkuri, formalin dan alumunium.


4.
Penghambat darah-otak (selaput yang berada di antara darah yang
beredar di tubuh dengan otak yang berfungsi bahan-bahan berbahaya
mencapai otak) belum mampu menghalangi racun yang bisa merusak otak.












Gejala keracunan merkuri yang paling umum antara lain adalah:


1. Perubahan suasana hati dan kepribadian, termasuk mudah marah dan malu


2. Hilangnya sensasi dan masalah penglihatan serius


3. Ketulian dan kecenderungan kesulitan berkomunikasi karenanya


4. Kelemahan otot dan tidak adanya koordinasi tubuh yang baik


5. Hilangnya/lemahnya ingatan


6. Tremor/gemetaran


7. Belum lagi fakta-fakta tersembunyi dan sengaja ditutupi terkait vaksinasi yang berbahaya dengan MENINGKATNYA KASUS AUTISME






Ajaib, kasus autisme ternyata memiliki kemiripan dengan gejala-gejala keracunan merkuri yang banyak digunakan dalam vaksin.






Hal yang menarik lainnya untuk
kita di Indonesia yang sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi
polio melalui mulut (oral/dimakan) adalah fakta bahwa sejak tahun 2000
Sentra Pengendalian Penyakit Amerika Serikat justru sudah menghentikan
vaksin oral dan digantikan dengan suntikan.






Mengapa? Karena vaksinasi polio
oral terbukti menimbulkan sampai 10 kasus polio per tahun dan dituding
menyebabkan gangguan serius pada sistem pencernaan terutama
penyumbatan usus!






Lantas mengapa
informasi-informasi tersebut cenderung tidak pernah terpublikasikan
secara luas? Alasannya tentu saja sederhana sekali:
.............................................UANG. Benar, Bisnis produksi dan penjualan vaksin bernilai milyaran dollar Amerika Serikat per tahun!








Selain itu banyak sekali
bukti-bukti yang kemudian dibungkam yang menelusuri bahwa ternyata
penyakit-penyakit saat ini seperti HIV/AIDS, DBD (demam berdarah), flu
burung, dsb adalah konspirasi senjata biologi yang sengaja dikembangkan
yang kemudian dilepaskan ke komunitas sehingga mendorong kebutuhan
akan obat dan vaksin penyakit-penyakit tersebut. Hal ini pernah
dikemukakan oleh mantan menteri kesehatan RI






Lalu Bagaimana KONSEP IMUNISASI Yang Betul Betul Halal itu :






1. Berikan asupan nutrisi atau
zat gizi atau makanan tertentu yang memaksimalkan pemeliharaan sistem
imun (kekebalan tubuh manusia.)






2. Hindari asupan nutrisi atau zat gizi atau makanan tertentu yang menurunkan kerja sistem kekebalan tubuh manusia.






3. Tidak memberikan vaksinasi yang mengandung Toksin/Racun bahan berbahaya yang menjadi ancaman kesehatan manusia.


a. Kimiawi Sintetis


b. Logam Berat (Heavy Metal)


c. Hasil Metaboit parsial


d. Toksin Bakteri


e. Komponen dinding sel






4. Tidak memberikan vaksinasi dan obat-obatan yang mengandung bahan yang haram secara syari’at.


a. Alkohol dan turunannya, yang bersifat seperti alkohol, yaitu yang apabila dikonsumsi secara banyak akan memabukkan.


b. Tidak mengandung Darah, daging Babi, dan hewan yang ketika disembelih tidak menyebutkan nama Allah.


c. Tidak daging yang diharamkan menurut syari’at, contoh: Binatang Buas, Bertaring, bangkai dll.


d. Tidak dikembangbiakkan di dalam darah hewan apapun, daging babi, dan di dalam makhluk hidup yang diharamkan menurut syari’at.






5. Biasakan untuk mengkonsumsi menu makanan sehari-hari yang bersifat membangun sistem kekebalan tubuh manusia.






6. Biasakan untuk tidak mengkonsumsi menu makanan sehari-hari yang bersifat menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. 


 

04.43 | 0 komentar | Read More
 
berita unik